Pages

Friday, March 1, 2013

Pentingnya Kebaikan Bagi Orang Lain

Ada sebuah cerita tentang arti sebuah kebaikan yang telah diberikan kepada orang lain. Kebaikan yang telah kita berikan pada orang lain pastilah bermanfaat bagi yang menerima kebaikan itu. Bukan saja hanya seorang tapi bisa untuk banyak orang.

Pada suatu pagi yang cerah ada seorang karyawan swasta yang pergi ke kantor, sebut saja namanya Don (maaf kalau ada kesamaan nama). Don ini setiap hari berangkat kerja dengan naik ojek yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.

Setelah bangun tidur, Don kemudian shalat Shubuh kemudian mandi. Ada yang lain dari biasanya hari itu, oh ternyata Don baru mendapat rezeki tambahan dari atasannya kemarin sore. Betapa senangnya hati Don waktu itu.

Setelah diantar oleh tukang ojek, Don memberi lebih ongkos untuk tukang ojeknya, ya hitung² dia baru saja mendapatkan rezeki dari atasannya. Ongkosnya dilebihkan 10 ribu rupiah dari biasanya.

"Ini bang, aku lebihkan hari ini ongkosnya ya...!!!" (kata Don.)

"Oh iya bang, terima kasih banyak...!!!" (jawab si tukang ojek.)

Setelah itu, si tukang ojek berlalu dan meninggalkan langganannya itu setelah mengucapkan terima kasih dan memberi salam.

"Assalamu'alaikum bang, saya lanjutkan kerja dulu...!!!" (kata si tukang ojek.)

"Wa'alaikum Salam bang...!!!" (jawab Don.)

Betapa gembiranya hati si tukang ojek ini karena mendapatkan rezeki lebih pada hari itu. Don memang tergolong orang yang rajin memberi, bersedekah untuk orang lain meskipun hidupnya hanya pas²an saja. Bahkan setiap pagi hari, banyak tukang ojek yang berebut untuk mengantarkan Don ke kantornya.

Setelah itu, si tukang ojek yang tadi ternyata mampir dulu ke warung makan Mbok Dara. Tak biasanya si tukang ojek ini mampir sarapan sepagi itu. Karena biasanya tukang ojek itu mampir makan menjelang siang ketika akan shalat Dhuhur.

Setelah sampai di warung Mbok Dara, si tukang ojek ini langsung memesan makanan untuk sarapan.

"Mbok, tolong buatkan nasi ditambah sayur, sekalian ditambah ayam goreng sepotong ya...!!!" (kata si tukang ojek.)

Setelah menikmati sarapan, si tukang ojek membayar biaya nasi sarapannya. Tak biasanya juga hari itu, si tukang ojek melebihkan ongkos biayanya sebesar 3 ribu rupiah kepada Mbok Dara.

"Alhamdulillah... Terima kasih ya bang...!!!" (kata Mbok Dara.)

"Sama² Mbok Dara...!!!" (kata si tukang ojek.)

Setelah selesai, si tukang ojek segera berpamitan dan mangkal kembali di tempat biasanya untuk mencari penumpang.

Bukan main senangnya Mbok Dara waktu itu, dia telah mendapatkan rejeki sebesar 3 ribu rupiah, betapa baiknya si tukang ojek itu, gumannya dalam hati. Ketika sedang dalam lamunan, Mbok Dara dikejutkan oleh sapaan anak semata wayangnya si Wawan.

"Mak, Wawan berangkat sekolah dulu ya, doakan Wawan agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik...!!!" (kata wawan sambil mencium tangan Mak iaa si Dara.)

"Iya Nak, Mak akan doakan, dan ini uang sakunya, hati² selama di jalan iaa wan...!!!" (kata Mak wawan si Mbok Dara.)

Wawan berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda kayuh yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Uang saku pun diterima anaknya, dan tak sempat melihat uang yang diberikan emaknya, uangnya langsung dimasukkan ke dalam saku atas seragam sekolahnya.

Setelah jam istirahat, Wawan ini seperti biasanya membeli sebuah roti untuk mengisi perutnya. Setelah mengambil uang di sakunya, betapa terkejutnya Wawan karena uang yang diberikan emaknya ternyata 2 kali lipat dari biasanya, yaitu 2 ribu rupiah.

"Alhamdulillah, terima kasih iaa Mak...!!!" (kata wawan dalam hati.)

Wawan akhirnya membeli roti di kantin sekolahnya sebanyak 2 buah. Ketika akan melahap roti yang baru saja dibelinya, Wawan melihat temannya yang sedang duduk menyendiri, terlihat sedih terlihat dari raut wajahnya. Segera saja Wawan mendekati temannya itu.

"Mon, kenapa kamu terlihat sedih...???" (tanya Wawan yang ternyata temannya bernama Simon.)

"Iya wan, aku lupa membawa uang saku yang diberikan oleh ibuku tadi pagi, uang sakuku masih ada di atas meja kamarku, sekarang aku tidak bisa membeli makanan karena aku tidak punya uang, betapa laparnya hari ini...!!!" (jelas Simon ke Wawan.)

Melihat keadaan yang demikian, segera saja Wawan menawari temannya roti yang ada di tangan kanannya.

"Maukah kamu aku beri roti ini, kebetulan tadi aku membeli dua...???" (tanya wawan.)

Betapa senang hati Simon, ucapan terima kasih dengan diiringi canda tawa riang terlihat jelas dari kedua orang sahabat itu.

Itulah sedikit cerita tentang indahnya memberi, indahnya bersedekah, indahnya kebaikan yang telah kita berikan untuk orang lain. Orang yang kita beri meskipun hanya sedikit saja, bisa membahagiakan. Bahagia dan bahagia. Kebaikan yang kita berikan ternyata bisa membahagiakan orang lain pun jauh di sana tanpa kita sadari.

Jangan pandang rupiahnya, yang terpenting adalah sifat kedermawanan dan sifat kebaikan yang dimiliki.
Semoga Bermanfaat....   \(^o^)/

0 comments:

Post a Comment